Kerajaan Batak Simalungun dan Awal Mula Adanya Raja Berampat di Simalungun
Tulisan ini diambil dari penyelidikan Sutan Martua Raja di Simalungun (1918). Banyak di bantu oleh Padi Raja (Raja Silimakuta), Sutan maraden bekas muridnya yang menjadi penilik sekolah, Djarani Girsang bekas murid yang menjadi Pangeran mangkubumi di Silima Kuta. Pangeran Djinta Ulung yang menjadi raja Bosarmaligas dalam Kerajaan Tanah Jawa.
Didalam fase perjalanan sejarah, Simalungun banyak mendapat pengaruh dari luar, sehingga memiliki sistem kerajaan pada umumnya yaitu didasarkan pada keturunan. Sedangkan pada Kerajaan Batak umumnya, gelar raja diberikan berdasarkan “Primus Inter Pares“. Yaitu seseorang yang memiliki kemampuan dan kelebihan dalam memimpin maupun dalam memecahkan permasalahan di tengah-tengah masyarakat.
Pada tahun 1927 Sutan Martua Raja pergi ke Kerajaan Dolok Silau yang dikenal sangat tertutup dan tidak mau terima tamu. Tetapi kedatangan Sutan Martua Raja disambut oleh Raja Dolok Silo karena menganggap sebagai sanina (Saudara semarga).
Raja Dolok Silo merasa sebagai Siregar Silo dimana dalam tarombo batak, Siregar silo adalah adik dari Siregar Salak yaitu Sutan Martua Raja. Raja Dolok Silo melakukan penyambutan dengan memotong kambing, disamping itu memberi bantuan dalam penyelidikan sejarah batak simalungun bertahun lamanya.
Sutan Martua Raja melakukan pemeriksaan terhadap 30 naskah Batak Simalungun yang ada dan mewawancarai seorang datu (sesepuh atau tetua yang memiliki pengetahuan keleluhuran dan peradatan) yang hapal luar kepala ceritera, sejarah, legenda yang biasa diceritakan turun temurun dari generasi sebelumnya.
Dari hasil penelitian Sutan Martua Raja menyaring fakta-fakta :
- 24 hingga 30 generasi yang lalu daerah muara sungai Asahan direbut oleh tentara Jawa Hindu, dibawah komando Panglima Indrawarman. Kemudian mendirikan Kerajaan Jawa Hindu yang tunduk kepada kerajaan di Jawa.
- Lima tahun kemudian, Panglima Indrawarman tidak mau lagi tunduk kepada kerajaan di jawa, kemudian meninggalkan muara Sungai Asahan dan menyusuri Sungai Silo menuju pedalaman Simalungun.
- Daerah antara Sungai Silo dan Sungai Bah Bolon waktu itu sudah bermukim marga Siregar Silo yang berasal dari Lottung karena terdesak oleh marga Sinaga (yang menyusul kemudian).
- Untuk bertahan hidup maka marga Siregar Silo menjalin hubungan kerjasama dengan pasukan Panglima Indrawarman yang baru memasuki pedalaman Simalungun.
- Akhirnya Panglima Indrawarman bergabung dengan kelompok marga Siregar Silo membangun suatu kerajaan, yang diberi nama Kerajaan Silo. Itulah Kerajaan Batak Simalungun pertama dengan rajanya bernama Indrawarman dan pusat kerajaan di Dolok Sinumbah (Bukit Yang Disembah). Perekonomiannya melalui perdagangan pelabuhan Indrapura di muara sungai bahbolon.
- Untuk menguatkan kerajaan, raja Indrawarman melebur prajurit nya yang dari Jawa kedalam marga-marga yang ada di Simalungun yaitu Siregar Silo, Saragih dan lain sebagainya. Ada pula marga-marga Batak Simalungun yang dibentuk oleh Raja Indrawarman dari orang-orang Jawa sepenuhnya. Seperti marga Damanik, Girsang, Purba dan lain sebagainya. Raja Indrawarman sendiri memilih marga Siregar Silo. Akan tetapi sembilan orang putra-putranya diperintahkan masuk kedalam marga Simalungun yang sudah ada maupun yang bentukan baru.
Wilayah Dolog Silou
- Setengah abad kemudian datang lagi pasukan dari Jawa, untuk menghukum raja Indrawarman karena tidak lagi tunduk. Kerajaan Silo hancur lebur. Keraksaan, Dolok Sinumbah, Perdagangan dan Indrapura dibumi hanguskan. Raja Indrawarman mati pahlawan dalam usia tua, putranya yang dapat meloloskan diri lari ke Haranggaol jauh di tepi Utara Danau Toba.
- Pasukan Jawa Hindu tersebut kemudian menyerang pula kerajaan Batak Karo di Sungai Wampu. Namun mendapat perlawanan dari pasukan kerajaan pasai, akhirnya pasukan tersebut mundur dan kembali ke pulau jawa.
- Kerajaan Silo yang kosong akhirnya diduduki oleh marga Sinaga dan mendirikan suatu kerajaan yang bernama “Kerajaan Tanah Jawa“. Kemudian menganggap dirinya ahli waris dari Raja Indrawarman walaupun mereka bukan keturunan Raja Indrawarman.
- Keturunan dari Indrawarman keluar dari Benteng Haranggaol dan mendirikan kerajaan Dolok Silau dan Kerajaan Raya Kahean di hulu Sungai Ular dan Sungai Padang. Mereka menganggap dirinya sebagai ahli waris Kerajaan Silo sebelumnya. Akibatnya Kerajaan Tanah Jawa dan Kerajaan Dolok Silo bermusuhan turun temurun selama 20 generasi.
- Baru tiga generasi Kerajaan Dolok Silo berdiri, datang lagi serbuan pasukan kerajaan Jawa Hindu memasuki Simalungun dan mendarat di muara Sungai Padang, merebut kesahbandaran Bandar Kalipah. Namun pasukan gabungan kerajaan Pasai, Kerajaan Dolok Silo dan Kerajaan Raya Kahean berhasil memusnahkan pasukan kerajaan Jawa Hindu tersebut.
- Kemudian Kerajaan Dolok Silo, Kerajaan Raya Kahean dan Kerajaan Tanah Jawa berdiri kokoh selama 600 tahun. Hingga akhirnya Belanda memecah belah kerajaan tersebut. Belanda mendirikan kerajaan Siantar diantara kerajaan Tanah Jawa dan Kerajaan Raya Kahean sebagai buffer.
Itulah awalnya ada Kerajaan Berampat di Simalungun. Demikian kerajaan yang berasal dari pendudukan Pasukan Kerajaan Jawa Hindu yang ada di Simalungun, sejatinya mencontoh kerajaan-kerajaan yang ada di jawa, dimana sistem pemerintahannya absolut dikuasai oleh raja.