Lobu Siregar

PERJALANAN PANJANG SIREGAR IV

Setelah kejadian penyerangan di Muara, Siregar melanjut kehidupan baru di dataran tinggi Humbang, kembali rombongan terpecah dua, satu kelompok mendirikan perkampungan di Pea tolong dan kelompok lain di Baringin.

Kelompok Siregar yang tinggal di Pea Tolong mau dan tunduk terhadap Raja Oloan Sorba Di banua disamping itu melanjutkan hubungan lagi dengan abangnya Simatupang di Laguboti. Kehidupannya lebih makmur karena Raja Oloan Sorba Di Banua memaafkan sehingga terjadi hubungan yang lebih luas.

Kelompok Siregar yang berada di Baringin sepenuhnya mendukung sumpah Togar Na Tigor dan tidak mau tunduk terhadap Raja Oloan Sorba Di Banua. Tanahnya yang tandus dan sulit akan pengairan tentu saja membuat pertaniannya sulit berkembang.

Tanam-tanaman yang di tanam di Baringin seperti ubi kayu saja sulit untuk menghasilkan umbi, sedangkan batangnya tumbuh dan berdaun. Akhirnya daun ubi menjadi santapan juga, yang disebut dengan Silalat, mungkin ini penyebab walaupun Siregar sudah merantau ke ujung dunia tapi tidak akan pernah melupakan Silalat atau Daun ubi.

Beratnya kehidupan di Baringin membuat mereka mencoba untuk memasuki lembah Silindung yang subur, yang sudah diduduki oleh marga Siopat Pusoran. Dibawah komando Raja Parosangosang Saharbangan Siregar yang memiliki kesaktian menunggang Harimau dan dapat menggunakan Burung Rangkong untuk menyerang. Itulah sebabnya hingga hari ini marga Siregar di baringin dan keturunannya tidak boleh membunuh Harimau dan Burung Rangkong.

Serangan ke lembah Silindung ternyata gagal  dan di pukul mundur oleh pasukan kelompok Lumbantobing di bawah komando Sahurlang Lumbantobing. Kelompok Siregar yang sudah dua generasi berada diatas tanah gersang di Baringin, terpaksa melanjutkan lagi kehidupannya seperti biasa.

Tiga generasi berikutnya mereka mencoba menyerbu lembah Pahae. Namun gagal pula dan dipukul mundur oleh marga Sitompul dibawah komando raja Mananti Sitompul. Sekali lagi marga Siregar mundur teratur meneruskan kehidupannya di bawah pimpinan Raja Onggang Siregar  ditanah gersang Baringin.

Karena sulitnya air,  terjadi pertengkaran memperebutkan air dengan Marga Sihombing. Di bawah komando Raja Andalu, marga Sihombing menyerang Siregar di Baringin. Sementara itu Siregar di Pea Tolong yang sudah tunduk kepada Sihombing sudah berjanji tidak akan membantu Siregar dari Baringin apabila diserang.

Sihombing menyerang dan membakar habis perkampungan Siregar di Baringin. Kemudian Sihombing mengganti nama wilayah Baringin menjadi Lobu Siregar yang sangat menghina. Arti dari Lobu itu sendiri sebenarnya adalah kubangan untuk binatang ternak babi.

Ditengah kobaran api yang membakar kampung itu, Raja Sangkot Siregar berjuang sekuat tenaga untuk menyelamatkan keluarga dan anak-anak marga Siregar. Raja Sangkot meminta kepada Raja Andalu agar bertarung satu lawan satu di atas kuda.

Permintaan itu di terima oleh Raja Andalu Sihombing yang bersenjatakan Tombak, Karena tombak terlalu berat Raja Sangkot Siregar menggunakan pedang. Pertarungan pun dimulai, namun tidak terlalu lama dalam satu gebrakan saja Raja Sangkot Siregar sudah tewas oleh tombak Raja Andalu Sihombing.

Raja Sangkot Siregar mati Pahlawan demi keluarga besarnya Siregar, Raja Andalu Sihombing menghormati konvensi Batak. Kepada seluruh anak buahnya diperintahkan untuk menghormati Raja Sangkot Siregar yang mati pahlawan dan menghormati anak buahnya.

Lagi Siregar diusir keluar dari kampungnya Baringin yang berganti nama menjadi Lobu Siregar menuju ke arah Tenggara. Tidak lupa membawa Jenazah Sangkot Siregar hingga dekat pangaribuan, Sihombing melepaskan pengawalannya, dengan ancaman ” Awas jangan berani kelihatan lagi!”.

Parlindungan Siregar adik dari Raja Sangkot Siregar dinobatkan menjadi pemimpin baru secara aklamasi. Yang pertama dilakukannya adalah menguburkan jenazah Sangkot Siregar. Raja Parlindungan Siregar mulai menata kampung yang baru dan tempat itu kemudian disebut dengan Pinarung Pangaribuan.

Previous Article
Next Article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *