Siregar Salak Menguasai Sipirok
PERJALANAN PANJANG SIREGAR VI
Atas perintah Raja Parlindungan Siregar, maka ketujuh keturunan Siregar keluar dari kampung Pinarungan Pangaribuan.
- Siregar Dongoran, pergi ke Padanglawas dan ke Rantauprapat Sumatra Timur. Sebagian besar mereka melepaskan adat batak dan menjadi orang-orang melayu.
- Siregar Ritonga, pergi ke Simangambat dan ke Padang Lawas.
- Siregar Ri, Pahu dan Baumi, pergi merantau tidak berkelompok namun secara individual sampai ke Tukka Barus, ke Bonandolok Sibolga bahkan ada yang sampai ke Bangkinang Minangkabau.
- Siregar Siagian, pergi ke Marancar dan Huraba di Batangtoru. Mereka hidup makmur menjadi pemilik kebun karet yang luas. Mereka juga dikenal sebagai orang kaya di Jakarta.
- Siregar Sormin, tinggal di Pinarung Pangaribuan, hingga hari ini masih hidup dengan sangat layak.
- Siregar Salak, pergi ke Sipirok tanah batak Selatan.
Sebagai catatan, Siregar Silo di Simalungun bukanlah Siregar yang berasal dari Muara maupun Pinarung, tetapi Siregar yang berasal dari Sigumpar maupun yang langsung dari Samosir.
Ketika Kelompok marga Siregar sampai di Sipirok dibawah pimpinan Ompu Palti Raja Siregar, tempat itu didiami hanya sedikit sisa kelompok marga Harahap yang hidup berpindah-pindah, Ompu Palti Siregar memberikan ancaman :
- Tunduk kepada marga Siregar atau
- Darahnya diminum.
Tentu saja sisa marga Harahap yang tinggal sedikit itu ngeri melihat orang-orang Toba yang baru datang dari Pinarung Pangaribuan bagaikan haus darah, mereka pun tunduk kepada marga Siregar. Terutama kepada tangan besi boru Regar yang di takuti.
Demikianlah Siregar Salak menguasai Tanah Sipirok yang sebelumnya rusak bekas olahan pertanian oleh kelompok marga Lubis dan Kelompok marga Harahap (Angkola).
Namun di bandingkan dengan hidup di Dataran Tiinggi Humbang yang tandus selama sembilan generasi hanya makan daun ubi kayu, maka bagi kelompok Siregar Salak tempat ini jauh lebih baik.