Belajar Ruhut Batak

Mungkin hanya orang batak yang dilahirkan di Bona Pasogit (Tanah Batak) yang memiliki kekayaan kosakata bahasa Batak yang banyak, karena Bahasa batak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Boleh jadi di sekolah dasar juga ada keterampilan Bahasa batak, sehingga lebih memahami Bahasa batak dengan baik.

Namun diperantauan ada saja orang batak yang menguasai dengan baik Bahasa batak, apakah ketrampilan tersebut dibawa dari daerah atau terbiasa dilingkungannya dengan Bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Sebaiknya kita belajar Bahasa batak sejak dini kalau ingin mengetahui dan menjalani adat dengan baik. Karena Adat batak yang dipenuhi dengan piloshopy yang dalam hanya akan menjadi pekerjaan yang melelahkan dan buang-buang energi apa bila tidak mengetahui makna dan fungsinya dalam kehidupan.

Apalagi bila dibandingkan dengan adat suku lain, semisal pernikahan yang cukup simple dengan datang, beri kado, makan lalu pulang, sangat berbeda dan rumit dibanding dengan pesta pernikahan adat batak.

Untuk adat pesta pernikahan batak kegiatan adat dapat berjalan seharian, sementara kegiatan adat kematian bisa-berhari-hari demikian juga dengan adat lainnya yang memakan waktu lama (dengan perkiraan sebelum wabah Covid-19).

Namun pelaksanaan kegiatan adat tersebut umumnya berjalan dengan semangat dan berapi-api, bahkan acara adat di Bona Pasogit sering dilaksanakan dibawah terik matahari langsung, namun semuanya bersemangat melaksanakan kegiatan hingga acara selesai.

Semuanya berjalan dengan lancar dan bersemangat karena setiap orang mengerti jalannya adat dan untuk apa adat itu dilaksanakan, apa konsekuensinya (dana, tenaga dan pikiran), apa harapan yang diinginkan dan apa bakti yang telah dilaksanakan.

Tentunya gerbang untuk menuju pengetahuan itu adalah Bahasa batak, contohnya dalam membaca Alkitab yang berbahasa batak, belum tentu semua orang batak dapat menterjemahkannya, karena Bahasa batak yang digunakan pada masa Nommensen menginjil banyak menggunakan kata-kata yang lebih dalam dan halus dimana jarang digunakan pada saat ini.

Sudah saatnya kita belajar Ruhut Bahasa Batak sedikit demi sedikit, karena apabila kita tidak mengerti bagai mana dengan generasi berikutnya, kalau tidak sekarang kapan lagi ? suatu saat kita akan diminta pertanggung jawaban moral sebagai pewaris suku batak.

Contoh menurut penggunaannya:

Kata   :   amang     menjadi    damang

               Inang        menjadi    dainang dan lain sebagainya.

Kita tentunya tidak bisa bersembunyi dibalik suku lain dan mengaku suku jawa, padang, sasak, irian atau Amerika !  Batak ya batak kemanapun kita pergi kita adalah batak. Bairpun dicerca dengan kata-kata Batak makan orang seperti yang dikatan Marcopolo (1292) no problem, Itu sejarah yang dimasanyanya.

Balajar ruhut Bahasa batak mungkin tidak senikmat nonton bola pada malam pukul 02.00 wib, atau sesulit mengulas kode Togel di lapo si Japikkir seharian.

Semuanya Kembali kepada cara, seperti menghisap rokok sebatang demi sebatang disela pekerjaan kita, tidak terasa seharian target 3 bungkus habesss.

Mungkin belajar Ruhut Hata Batak tidak senikmat isapan yang dalam sebatang sigaret sehingga menjadi kebutuhan, tetapi saat ini “Bahasa Batak” butuh sentuhan dan waktu kita untuk menjadi Bahasa yang eksis dimasa depan. Apa kata Dunia apabila putra putri atau cucu cicit kita yang orang batak tidak tahu bahasa dan ruhut batak.

Semoga putra dan putri batak masa depan menyadari tanggungjawab “Habatahon” manjujung Baringinna dimana semua itu ditentukan hari ini.

 

Next Article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *